PURWOREJO, beritajateng.tv – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau pelaksanaan gerakan pangan murah (GPM) yang digelar di Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Senin, 7 Juli 2025.
Gerakan tersebut merupakan intervensi dari Pemprov Jateng untuk merespons kenaikan harga beberapa bahan pokok, sekaligus menjaga keterjangkauan harga beli masyarakat.
Selain Purworejo, kegiatan serupa juga berlangsung di sepuluh kabupaten/kota lainnya. Terutama daerah dengan harga komoditas beras dan minyak goreng yang terpantau tinggi.
“Tahap awal ini di sebelas kabupaten/kota, kerja sama dengan JTAB, Bulog, dengan Muspida,” kata Luthfi di lokasi ini.
Kegiatan ini, lanjut dia, untuk melakukan penetrasi harga agar tidak terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga yang terlalu tinggi di masyarakat. Sebab, tinggi harga pokok bisa berpotensi mempengaruhi inflasi.
BACA JUGA: Antisipasi Penyakit Kulit, Dokter Spesialis Pemprov Jateng Periksa Warga Terdampak Banjir Rob Demak
Intervensi yang Pemprov Jateng lakukan dalam kegiatan tersebut berupa subsidi harga bahan pokok dengan nilai total Rp40 juta, dengan perkiraan omzet sebesar Rp300 juta.
GPM ini melibatkan para pelaku usaha pangan (BUMN, BUMD, gapoktan/poktan/ pelaku usaha pangan lainnya), sehingga mendapatkan harga dasar dan memotong panjangnya rantai distribusi untuk sampai tangan konsumen.
Komoditas yang dijual dalam GPM antara lain beras sebanyak 10 ton, harga normal Rp13.500/kg, disubsidi Rp2.500/kg menjadi Rp11.000/kg; minyak goreng 2.000 liter, harga normal Rp18.000/liter, disubsidi Rp4.000/liter, menjadi Rp14.000/liter; telur ayam ras 1 ton, harga normal Rp28.000/kg, disalurkan dengan harga Rp24.000/kg.
Kemudian ada gula pasir 500 kg, harga normal Rp17.500/kg, disalurkan dengan harga Rp15.000/kg; Bawang Putih 250 kg, harga normal Rp36.000/kg, disalurkan dengan harga Rp28.000/kg; Bawang Merah, harga normal Rp50.000/kg, disalurkan dengan harga Rp40.000/kg; dan Cabai Rawit Merah, harga normal Rp50.000/kg, disalurkan dengan harga Rp30.000/kg.
“Kegiatan ini adalah dengan memberikan bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi harga agar terjangkau oleh masyarakat. Kemudian inflasi kita bisa dijaga,” jelasnya didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari dan Bupati Purworejo.