“Yang tampil hari ini kurang lebih 15 personel. Ini tergantung dari pihak klenteng. Ceritanya menyambut Lebaran ini dan satu Syawal,” ungkapnya.
BACA JUGA: Bank Jateng Dukung Konser Rapsodia Nusantara di Kelenteng Sam Poo Kong
Setelah pertunjukan reog usai, tiba giliran Grup Barongsai Nacha Dharma yang menghibur pengunjung dengan atraksi Gedawangan Dewa Rejeki.
Sebanyak dua personel masuk kedalam Gedawangan Dewa Rejeki yang diarak menari-nari di halaman klenteng. Sementara personel lainnya mengiringi dengan musik khas Tiongkok yang atraktif.
Klenteng Sam Poo Kong Tampilkan Simbol Pruralitas
Penonton pun menikmati atraksi tersebut. Pertunjukan barongsai yang tampil setelah reog membuktikan bahwa eksistensi klenteng sebagai simbol pruralitas memang benar adanya.
Salah satu pengunjung asal Kudus, Rubi’atun tampak menikmati hiburan bersama suami dan anaknya. Ia mengaku berkunjung ke klenteng tersebut untuk mengenalkan toleransi kepada putrinya.
BACA JUGA: Mengenang Sosok Gus Dur dan Lontong Cap Go Meh Khas Blora di Klenteng Hok Tik Bio
“Kami baru kesini kan, baru pertama kali, pengen liat aja bener ndak, kan salah satu situs sejarah. Pengin ngenalin anak aja, bahwa ada toleransi antar umat beragama, ada masjid dan klenteng yang berdekatan,” papar Rubi’atun.
“Jadi ketika anak kita dewasa, ia bisa mengenali yang diluar agama Islam, jadi dia sudah mengenali toleransi sejak masih kecil,” imbuhnya.
Festival Syawalan tersebut berlangsung selama 10 hari, yakni tanggal 22 April hingga 1 Mei 2023. Selama festival berlangsung, tiket masuknya sebesar Rp 25 ribu. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto