“Kalau jagung, biaya produksinya besar. Sementara cabai cukup tanam sekali, perawatannya tidak terlalu banyak, tetapi hasil panennya bisa berulang,” jelasnya.
BACA JUGA: Harga-harga Melonjak di Pasar Semarang, Cabai Rawit Tembus Rp80 Ribu, Ayam Rp40 Ribu Per Kg
Dalam proses budi daya, Widodo dan petani cabai lainnya di Blora lebih memilih menggunakan pupuk NPK 15 karena mereka nilai mampu menyuburkan tanaman dan menghasilkan buah yang lebih baik.
Namun demikian, cabai hingga kini belum masuk dalam kategori tanaman penerima pupuk bersubsidi. Akibatnya, petani harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang relatif mahal.
Widodo berharap pemerintah dapat mempertimbangkan agar tanaman cabai juga memperoleh akses pupuk bersubsidi. “Jika cabai bisa mendapatkan pupuk subsidi, tentu akan sangat membantu petani dan meringankan biaya produksi,” katanya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













