SEMARANG, beritajateng.tv – Meninggalkan rombongan saat pendakian adalah hal yang berbahaya. Alhasil, pendaki yang meninggalkan rombongan berpotensi masuk dalam daftar hitam atau blacklist.
Termasuk pada kasus hilangnya pendaki asal Semarang, Naomi Daviola di Gunung Slamet selama tiga hari. Rombongan pendakian Naomi disebut perlu peringatan dan konsekuensi agar kejadian serupa tak terulang di masa depan.
“Siapa yang berkewenangan untuk blacklist kami belum tau pasti, apakah dari kelompok komunitas itu atau dari penyedia. Tapi seharusnya memang ada konsekusensi, ada peringatan,” kata Kabid Kedaruratan BPBD Jawa Tengah, Muhammad Chomsul saat beritajateng.tv hubungi, Jumat, 18 Oktober 2024.
Chomsul mengatakan, blacklist adalah hal biasa di dunia pendakian. Alasannya, banyak pendaki nakal yang nekat dan membahayakan nyawa selama pendakian.
Belum lama ini, enam orang pendaki Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan masuk blacklist selama tiga tahun. Mereka terkena sanksi karena meninggalkan temannya hingga mengalami hipotermia dan kelaparan.
Pada 2020 silam, dua orang pendaki juga masuk blacklist karena nekat mendaki Gunung Slamet yang saat ini berstatus waspada level II. Keduanya tidak boleh mendaki mendaki Gunung Slamet selama dua tahun.
“Kemarin ada rombongan lain, bukan rombongan Naomi, sudah di-blacklist. Yang Naomi ini mungkin perlu teguran supaya lebih siap lagi dalam mengakomodir,” bebernya.
Tips untuk pendaki gunung pemula
Lebih lanjut, Chomsul mengakui jika naik gunung menjadi aktivitas yang anak muda gemari saat ini. Sayangnya, mereka seringkali melupakan bahwa gunung adalah alam bebas.