“Menyenangkan itu kan menghasilkan hormon yang namanya dopamine. Hormon dopamine ketika over itu akan nge-block otak depan sebagai decision maker tadi. Jadi, otak depannya tidak berfungsi. Itu berarti, seseorang yang senang berlebihan, marah berlebihan, ataupun sedih berlebihan bisa melumpuhkan akal sehatnya untuk melakukan perilaku yang tidak tepat,” jelasnya.
Anak-anak yang kebanjiran hormon dopamine membuat mereka tidak mengetahui batasan terhadap kontrol pribadinya. Tentunya, hal ini akan memberikan pengaruh buruk pada mereka.
“Dia main game game kekerasan, tembak-tembakan itu kan tidak logis ya kalau kita pikir. Tembak kena darah lalu bangun lagi, begitu seterusnya. Dia akan melihat bahwa agresif (dalam hal ini menyerang) itu adalah hal yang normal, karena dia sering melihat itu,” ungkapnya.
Kecanduan pada anak tidak serta merta muncul, melainkan berawal dari sikap anak yang tidak dapat mengontrol hal-hal kecil sejak dini. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua mengajarkan anak untuk menerima dan terlatih menghadapi kekecewaan. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi