Kisah Eko memperlihatkan wajah humanis dari layanan Jasa Suruh Semarang. Tak sekadar bisnis pengiriman atau jasa bantuan, layanan ini telah menjadi ruang bertahan hidup bagi banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau membutuhkan penghasilan tambahan.
Dengan rata-rata 5-30 pesanan per hari dan berbagai momen unik, jasa yang awalnya dianggap “sekedar suruhan” itu kini menjadi penyelamat ekonomi bagi sebagian besar anggotanya.
Ketika ditanya soal harapan, Eko tak muluk-muluk.“Ingin kerjaan makin banyak dan stabil. Biar bisa terus bantu keluarga. Itu saja,” katanya sambil tersenyum.
Lewat sapu, kain pel, dan keuletan, Eko membuktikan bahwa hidup selalu memberi kesempatan kedua. Jasa Suruh Semarang menjadi jembatan kecil, tapi berarti yang membuat seorang ayah kembali percaya pada masa depan.
BACA JUGA: Revitalisasi Roda Perekonomian Desa, Ahmad Luthfi Dorong Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah
Founder @semarangjasasuruh Boim Syahputra sebelumnya menyebut bahwa anggota Jasa Suruh datang dari beragam latar belakang, mulai dari mahasiswa, pekerja serabutan, hingga mereka yang pernah mengalami PHK seperti Eko.
Meski lahir dari iseng-iseng, Boim kini melihat Jasa Suruh Semarang sebagai peluang serius dan sekaligus cara membuka lapangan pekerjaan.
“Saya ingin mengajak orang lain bekerja bersama. Banyak yang butuh tambahan penghasilan,” ujarnya.
Ia bahkan sering membolehkan orang dari luar kota yang ingin membuka jasa serupa menggunakan namanya sebagai referensi. (*)
Editor: Farah Nazila













