SEMARANG, beritajateng.tv – Banjir di Demak dan Grobogan, yang mana kedua wilayah itu termasuk penyumbang beras terbesar di Jawa Tengah, diduga menjadi salah satu penyebab melonjaknya harga beras.
Menariknya, Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jateng dan Dinas Perdagangan (Disperindag) Jateng menanggapi secara berbeda dalam merespons terkait dampak banjir Demak dan Grobogan dengan kenaikan harga beras.
Pimpinan Bulog Kanwil Jateng, Kholisun membenarkan bahwa Demak dan Grobogan berkontribusi besar terhadap pasokan beras di Jateng. Hal itu ia sampaikan pada Senin, 19 Februari 2024.
“Demak dan Grobogan termasuk sentra produksi bagian timur-utara, jadi selama ini persentasenya cukup besar untuk pengadaan Bulog. Mudah-mudahan masih bertahan meski ada kejadian banjir, kalau toh anti ada pengurangan, semoga tidak terlalu siginifikan,” ungkap Kholisun.
BACA JUGA: Strategi Bulog Jateng Hadapi Harga Meroket, Dorong Beras SPHP 10 Ribuan di Pasaran
Kendati demikian, Kholisun menyebut bahwa banjir yang melanda Demak dan Grobogan tak mempengaruhi lonjakan harga beras. Alasannya, dua daerah tersebut belum memasuki masa siap panen.
“Kejadian banjir di Demak dan Grobogan, karena posisinya belum panen, sehingga belum memengaruhi (naiknya harga beras), tetapi nantinya apabila banjir ini berpengaruh pada tanaman padi, produksinya akan berkurang. Itu berefek pada produksi dan penyerapan Bulog,” akunya.