Meski begitu, lanjutnya, yang paling mengkhawatirkan kali Plumbon karena sudah di angka 100.
“Ini kami sudah melakukan koordinasi dengan BBWS untuk penanganan-penanganan darurat. Diharapkan bisa teratasi, pompa-pompa juga sudah berjalan semua,” katanya.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat, justru di saat bulan puasa harusnya bisa teraweh beribadah dengan khusuk. Namun justru terganggu dengan limpasan dan genangan. Kami akan terus berupaya agar air segera surut,” imbuh Mbak Ita.
Bantuan Warga Terdampak Banjir Semarang
Terkait bantuan makanan kepada warga terdampak, dirinya telah menginstruksikan kepada Asisten I untuk mengirim makan sahur kepada masyarakat terdampak banjir.
“Ini tadi saya sudah WA (Whatsapp) ke lurah lurah yang warganya terdampak agar bisa mendapat bantuan,” katanya.
Mbak Ita mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan adanya pemadaman listrik oleh PLN. Karena hal tersebut merupakan salah satu langkah pengamanan agar tidak terjadi insiden saat banjir.
“Saat PLN melakukan pemadaman. Banyak warga yang WA komplain bahwa listriknya mati. Ada beberapa di wilayah Semarang Indah dan pedurungan. Kami mohon maaf, ini karena kami mengutamakan keselamatan, karena kita tidak tahu aliran kabel ini bisa menyebabkan tersetrum,” jelasnya.
Pihaknya terus melakukan upaya penanganan dengan segala upaya. Baik mengoperasikan pompa portabel maupun menyiapkan logistik bantuan warga terdampak. “Saya terus memonitor wilayah Semarang, termasuk berkoordinasi bantuan dan penanganan-penanganan,” katanya. (*)
Editor: Elly Amaliyah