SEMARANG, beritajateng.tv – Banjir masih merendam kawasan Kaligawe dan Genuk, Kota Semarang, setelah hujan deras mengguyur sejak Selasa, 21 Oktober 2025 lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menyebut, banjir di kota cekungan seperti Semarang sangat bergantung pada kinerja rumah pompa.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan dua titik utama banjir di Kota Semarang berada di Kaligawe dan Genuk. Menurut Bergas, Kota Semarang secara geografis memang terletak di daerah cekungan, sehingga sistem pompa menjadi andalan utama pengendalian banjir.
Saat ini, kata dia, dua rumah pompa besar di kawasan tersebut, yakni Rumah Pompa Kali Tenggang dan Rumah Pompa Kali Sringin, sedang dalam tahap peningkatan mesin dari bahan bakar minyak ke listrik.
BACA JUGA: Curah Hujan Tinggi, Pemprov Jateng Lakukan Berbagai Upaya Atasi Banjir di Sejumlah Daerah
“Pompa untuk di sekitar Kaligawe menggunakan rumah pompa Tenggang, sedangkan di Genuk menggunakan rumah pompa Sringin. Di Tenggang ada enam mesin, di Sringin ada lima, tapi saat ini masing-masing baru dua yang beroperasi. Sisanya masih proses upgrading,” ungkap Bergas, Jumat, 24 Oktober 2025.
Bergas menuturkan, konversi mesin ke tenaga listrik dilakukan agar pompa bisa beroperasi penuh tanpa sistem bergantian atau on–off seperti sebelumnya.
“Harapannya enam pompa di Tenggang dan lima pompa di Sringin nanti bisa aktif semua. Dengan begitu, tidak ada lagi jeda operasi ketika hujan deras datang,” imbuhnya.
BPBD Jawa Tengah telah terjunkan tim ke daerah banjir
Bergas menambahkan, BPBD Jawa Tengah telah menurunkan tim ke lapangan sejak Rabu, 22 Oktober 2025 lalu. Tak hanya itu, Bergas juga berkoordinasi dengan BPBD Kota Semarang, TNI/Polri, dan relawan untuk membantu warga terdampak banjir.
“Teman-teman BPBD provinsi sudah turun sejak kemarin, membantu teman-teman BPBD Kota Semarang, relawan, TNI, dan Polri. Termasuk membuka dapur umum dan menyiapkan beberapa titik tempat pengungsian,” ujarnya.
BPBD juga mengerahkan truk pompa mobile (pompa portabel) berkapasitas 250–300 liter per detik untuk mempercepat penyedotan air, terutama di sekitar rumah pompa Sringin yang sulit diakses.
“Yang di Tenggang sudah on, sementara yang di Sringin masih terkendala akses. Harapannya, proses penurunan debit air bisa lebih cepat,” kata Bergas.
BACA JUGA: Pemkot Semarang Aktifkan Dapur Umum dan Pompa Darurat Bantu Warga Terdampak Banjir di Genuk













