“Meski demikian, ke depan tantangan global masih ada, dan Indonesia harus tetap optimis dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan,” katanya.
Oleh karena itu, Perry menjelaskan, sinergi bauran kebijakan transformasi ekonomi nasional perlu diperkuat, khususnya pada 5 (lima) area, yaitu memperkuat stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, mendorong permintaan domestik, meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional, pendalaman keuangan untuk pembiayaan ekonomi, serta digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.
Dari sisi regional Jawa Tengah, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih, menyampaikan bahwa optimisme perekonomian Jawa Tengah akan terus tumbuh solid seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang tetap kuat.
Pada 2024, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan tumbuh di kisaran 4,7% – 5,5% (yoy) dan semakin meningkat ke rentang 4,8% – 5,6% pada 2025. Inflasi Jawa Tengah juga diperkirakan tetap terkendali, berada dalam rentang target nasional sebesar 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
“Proyeksi ini didukung oleh potensi dan modal besar Jawa Tengah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, meskipun terdapat tantangan ketidakpastian perekonomian global,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Soemarno, memberikan apresiasi atas seluruh kolaborasi dan sinergitas yang senantiasa dilakukan bersama Bank Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi di Jawa Tengah.
“Guna mewujudkan visi pembangunan Jawa Tengah sebagai penumpu pangan dan industri nasional. Telah terbit Perda No.8 tahun 2024 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024-2044. Yang menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan wilayah,” katanya. (*)
Editor: Elly Amaliyah