BACA JUGA: 5,4 Juta Wisatawan Kunjungi Jateng saat Libur Lebaran, Kota Lama Terfavorit!
Hal serupa juga terlihat di taman depan restoran Pringsewu, Kota Lama. Kursi-kursi besi permanen di lokasi itu hanya tersisa tempat duduk tanpa sandaran maupun pegangan tangan.
Aksi Pencurian kemungkinan terjadi pada malam hari. Menurut Saryono (62) tukang parkir yang sehari-hari bekerja di lokasi tersebut, kerusakan kursi besi itu kemungkinan besar akibat ulah pencuri yang beraksi saat malam hari.
“Kalau kursi itu hilang kemungkinan besar saat malam hari. Soalnya hilangnya bertahap, satu-satu, mulai dari sandaran, kanan-kiri, belakang. Cara ngambilnya kayak di cicil,” ujar Saryono.
Ia menambahkan, kondisi kawasan Kota Lama Semarang saat malam hari memang relatif rawan dan sepi. Bahkan, tak jarang tampak orang mabuk yang bisa saja turut merusak fasilitas umum tanpa sengaja.
Pihak Keamanan Bantah Ada Upaya Pencurian
Namun, informasi berbeda datang dari Fery Armadana, petugas keamanan di kawasan Kota Lama. Ia membantah adanya aksi pencurian. Dia menyebut kursi-kursi tersisa dudukan lantaran rusak akibat usia.
“Sebagian besar kursi itu termakan usia, bagian bawahnya keropos. Daripada rusak di tempat, kami amankan ke gudang di Gedung Oudetrap,” jelas Fery.
Proses penarikan kursi yang rusak, menurutnya, berjalan secara bertahap sejak awal 2025 dan sudah mencapai puluhan unit. Pihak keamanan juga memastikan tidak ada laporan resmi dari warga atau wisatawan soal pencurian.
“Bukan hanya di Jalan Suari Kerk-straat, tapi juga di beberapa sudut lain di kawasan Kota Lama,” tambah Fery.
Viral di Medsos, Warga Minta Perhatian Pemerintah
Isu kerusakan fasilitas umum ini pertama kali viral melalui unggahan akun Facebook Johanes Chrisitono di https://www.facebook.com/share/p/16CiZ7MgcC/.
Dalam unggahannya, ia menyoroti rusaknya kursi taman, tiang lampu, dan pembatas pedestrian.
“Tiang lampu banyak yang rusak, mungkin tersenggol mobil. Kursi taman banyak yang hilang, lambat laun semuanya bisa lenyap kalau tidak segera ditangani,” tulisnya.
Masyarakat berharap pemerintah kota Semarang segera menanggapi kondisi ini dengan peningkatan pengawasan dan perbaikan fasilitas publik di kawasan wisata Kota Lama. (*)
Editor: Elly Amaliyah