Seperti film berjudul ‘Berlabuh’ karya Haris Yuliyanto, yang berhasil menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di ajang International Short Film Festival Oberhausen ke-67, Jerman.
“Banyak film-film pendek Semarang yang justru berkeliling di berbagai festival nasional maupun internasional. jadi sekarang sudah ada di track yang benar, tinggal kita konsisten dan akhirnya nanti aku harap ruang penonton makin berkembang,” lanjutnya.
Menurut Petrus, salah satu kelebihan pegiat film Semarang adalah mengangkat tema yang dekat dengan personal mereka.
Alih-alih mengangkat tema yang sedang anak muda gandrungi, kata Petrus, banyak filmmaker Semarang yang kemudian tetap mempertahankan ideologinya masing-masing. Bahkan, dengan berbagai macam isu dan genre.
“Misalnya Hasan Faisal dengan film ‘Kencan Pertama’ yang mengangkat kisah preman pasar dan tukang awul-awul. Kita mungkin ter-influence-nya film drama Korea, film luar, tapi film sederhana yang Hasan buat itu film yang sangat deket sama kita. Menurutku itu salah satu keunggulan yang bisa teman-teman angkat di Semarang,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi