“Becak ini bekerja secara otonom dan bisa beroperasi tanpa kendali supir. Untuk itu, di bagian bawah becak terdapat kamera yang dapat mendeteksi jalan atau jalur. Dapat membawa maksimal empat penumpang sekaligus,” terangnya.
Ari selaku Kaprodi Teknik Elektro Udinus itu membeberkan, BecikKU akan beroperasi keliling Kota Lama Semarang tanpa perlu ada supir.
Hal itu dapat terealisasi berkat bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang.
“Becak ini memiliki fitur untuk menjelaskan keadaan sekitar Kota Lama, seperti saat melewati Gereja Blenduk, BecikKU akan memberikan informasi kepada penumpang melalui layar. Informasi ini berisi sejarah maupun keunikan yang ada di landmark tersebut,” jelasnya.
Dekan Fakultas Teknik Udinus, Heru Agus Santoso mengaku bangga atas karya inovasi dari dosen dan mahasiswa tersebut.
BecikKU termasuk dalam Automatic Guided Vehicle (AGV) yang merupakan hasil penelitian salah satu dosen Fakultas Teknik Udinus.
Penelitian tersebut sebagai upaya Udinus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, BecikKU menjawab kebutuhan kendaraan di kawasan bebas emisi.
“Contoh di Kota Lama. Mungkin bisa saja di Simpanglima saat CFD. Dengan adanya becikKU orang-orang bisa jalan-jalan di Kota Lama,” jelasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah