Kurangnya informasi resmi ini kemudian menimbulkan dugaan bahwa proyek tersebut belum benar-benar siap rilis secara luas, atau mungkin masih terkendala infrastruktur yang belum memadai.
Pesan Moral yang Cukup Kuat
Film ini mengisahkan delapan anak dengan latar belakang budaya berbeda di Indonesia, mulai dari Papua hingga Tionghoa, yang bersatu untuk menyelamatkan bendera pusaka menjelang upacara kemerdekaan.
Latar cerita berada di sebuah desa fiktif, dengan penuh petualangan seru yang membawa mereka melewati hutan, sungai, hingga menghadapi konflik emosional.
Meski misinya tampak sederhana, tujuan mereka sangat berarti: mengibarkan Merah Putih pada 17 Agustus.
BACA JUGA: Labinak: Mereka Ada di Sini, Film Horor Indonesia tentang Sekte Kanibalisme dan Kritik Sosial
Nilai moral yang hadir bergitu kuat, yakni bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan rasa cinta tanah air dapat tumbuh lewat kebersamaan serta pengorbanan bersama.
Produser film, Toto Soegriwo, mengungkapkan bahwa proses produksi seluruhnya rampung dalam waktu kurang dari satu bulan.
Langkah tersebut bertujuan agar penayangan film bisa bertepatan dengan perayaan kemerdekaan RI tahun ini.
Namun, keputusan serba cepat itu malah menimbulkan kontroversi.
Banyak yang meragukan bagaimana sebuah proyek animasi bernilai miliaran rupiah dapat diselesaikan dalam waktu sesingkat itu, terlebih dengan tingginya harapan penonton Indonesia saat ini. (*)