Dari segi plot, film ini tidak memiliki twist yang mencolok. Meskipun ada beberapa adegan yang dibuat dramatis, alurnya cukup dapat diprediksi hingga akhir.
Label “slice of life” sangat cocok untuk menggambarkan karya sutradara Reka Wijaya ini. Namun, Bolehkah Sekali Saja Kumenangis berhasil menghadirkan pembangunan suasana dan emosi yang terstruktur dengan baik.
Penonton akan diajak melihat kehidupan sehari-hari Tari dan konflik antara orang tuanya yang membuat hati terasa berat. Secara perlahan, rasa simpati akan muncul ketika Tari memilih untuk melawan tindakan abusif ayahnya dengan meminta bantuan dari orang-orang terdekatnya.
Di samping itu, terdapat juga elemen komedi dan momen yang menghangatkan hati di tengah emosi kompleks yang dialami Tari. Romansa ringan antara Tari dan Baskara berhasil mengundang keceriaan di dalam studio.
Kehadiran Yono Bakrie di awal film pun sukses memicu tawa, dan Rayyanza (Cipung) tampil sebagai cameo di salah satu adegan. Jadi bagaimana nih, masih nggak tertarik juga nonton film tersebut? cus pesan tiketnya film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis di bioskop terdekat. (*)