Kapolda menyebutkan, wilayah jawa Tengah merupakan tujuan mudik terkait liburan dan Nataru. Diprediksi ada 8,7 juta masyarakat yang akan bergeser ke wilayah Jateng. Meski demikian, kepolisian telah membuat langkah-langkah lebih jauh manakala terjadi kepadatan arus lalulintas.
“Direktorat Lalulintas kita sudah koordinasi dengan direktorat lain lainnya atau nanti kita siapkan contraflow, kalau perlu one way dan sebagainya. Itu cara bertindak terakhir manakala terjadi trouble spot maupun black spot,” tegasnya.
Kapolda menegaskan, juga telah membentuk tim urai dari berbagai kesatuan, mulai Direktorat Lalulintas, Sabhara, hingga Brimob.
Dijelaskannya, tim urai akan bergerak dengan menggunakan kendaraan roda dua untuk melakukan penanganan situasi secara cepat dan tuntas
“Jadi kita lebih efektif menggunakan roda dua. Termasuk Striking Force Brimob pun pakai kendaraan roda dua. Itu bagian dari tim urai. Jadi untuk jaminan keamanan tidak hanya untuk menciptakan efek deterren kepada pelaku kejahatan, tetapi kita juga fungsikan untuk mengurai jalur,” tandasnya
Terkait ancaman teror selama periode Nataru, Kapolda meminta masyarakat tidak khawatir. Dirinya telah memerintahkan jajaran untuk memperkuat deteksi dini sehingga kejadian seperti di Astana Anyar Jawa Barat, tidak terulang.
“Sudah dilakukan koordinasi dengan Densus 88 dan BNPT. Langkah-langkah juga sudah dilakukan. Polda Jateng menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat yang melaksanakan mudik, merayakan natal maupun libur tahun baru,” pungkasnya. (Ak/EL)