SEMARANG, beritajateng.tv – Matahari di Plasa Simpang Lima Kota Semarang berhenti beroperasi mulai hari ini, Selasa 1 Oktober 2024.
Tutupnya Matahari Plasa Simpang Lima ini menjadi kabar yang mengejutkan bagi banyak pihak, termasuk para pelanggan setia destinasi belanja tersebut.
Kabarnya, pada malam terakhir, gerai Matahari Plasa Simpang Lima ramai warga kunjungi.
Menurut Supervisor Matahari, Hafez, pengunjung destanasi belanja tersebut mengalami kenaikan pengunjung sejak seminggu yang lalu.
Hal ini karena menurutnya, banyak pengunjung yang ingin bernostalgia dengan Matahari di Plasa Semarang ini.
“Memang ada pelonjakan jumlah pengunjung dari seminggu yang lalu. Kebanyakan mungkin karena mau bernostalgia,” ujar dia.
BACA JUGA: Beroperasi Sejak 1990, Ini Deretan Fakta Matahari Plaza Simpang Lima Jelang Tutup Total
Sejak diresmikan pada 31 Maret 1990, tempat ini tak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga tempat penuh kenangan bagi masyarakat lokal dan wisatawan.
Banyak orang yang mengenang saat-saat belanja di sini sebagai bagian dari rutinitas atau momen-momen spesial, seperti perayaan hari besar hingga berburu diskon tahunan.
Adapun sepanjang 2024 ini, Matahari Departemen Store memang sedang gencar-gencarnya menutup gerainya di berbagai daerah di Indonesia. Dalam keterangan resminya, manajemen menyebut penutupan merupakan langkah optimalisasi strategis terhadap portofolio gerainya.
“Ini melibatkan penutupan beberapa gerai yang tidak berkinerja baik dan pembukaan gerai baru di area dengan tingkat kunjungan konsumen yang tinggi, sebagai bagian dari komitmen kami untuk memberikan pengalaman ritel terbaik bagi pelanggan kami,” tulis Matahari Department Store dalam pernyataan resmi, Selasa, 2 Juli 2024 silam.
Matahari Simpang Lima dianggap sebagai “saksi bisu” perjalanan waktu di kota Semarang, mencerminkan perubahan kota yang terus berkembang.
Berdasarkan informasi yang beritajateng.tv himpun, penutupan ini terpicu oleh faktor masa kontrak sewa lahan yang sudah habis dan tidak diperpanjang.
Tuning Sunarningsih, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), menjelaskan bahwa kontrak sewa Matahari sudah berakhir pada Maret 2024.