Sejak setengah tahun lalu, ia bergabung dengan SSB Ratanika Semarang. Di klub, posisinya bek kanan, sementara di sekolah ia kerap bermain sebagai penyerang atau gelandang.
Kecintaannya pada sepak bola muncul karena ingin mengikuti jejak sang ayah yang juga pemain bola.
“Awalnya enggak ikut SSB, tapi merasa punya bakat sepak bola. Makanya Papa dorong [saya],” ujarnya.
Lorin punya cita-cita ganda, yakni menjadi polisi atau pesepak bola profesional. Ia mengidolakan bek timnas Indonesia, Rizky Ridho.
Tentang lawan-lawan di turnamen ini, Lorin mengaku mereka tangguh. “Jago-jago semua. Tantangannya ada di permainan tim,” katanya.
Strategi jaring bibit baru
Penyelenggara MLSC 2025-2026 tak hanya fokus pada kompetisi, tapi juga pencarian talenta muda di berbagai daerah. Penambahan dua kota, Bekasi dan Malang, menjadi strategi memperluas jangkauan pencarian pemain potensial di luar basis tradisional sepak bola putri.
Dengan lapangan KU-12 yang diperbesar dan aturan permainan yang disesuaikan, peserta diharapkan lebih adaptif terhadap tantangan teknis.
Sistem seleksi ketat lewat extra training juga harapannya melahirkan pemain dengan mental kuat dan kemampuan teknis mumpuni.
Rangkaian turnamen ini akan berakhir dengan MilkLife Soccer Challenge All Stars, mempertemukan talenta terbaik dari seluruh kota penyelenggara. Ajang tersebut menjadi panggung awal bagi calon pesepak bola putri untuk melangkah ke level yang lebih tinggi. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi