Septi menekankan, bermain lego adalah salah satu sarana pembelajaran yang pas bagi anak, terutama anak usia dini. Meski pun menggunakan metode bermain, menurutnya, lego tidak menimbulkan efek kecanduan layaknya perangkat elektronik lainnya.
“Lego ini tidak mengajarkan hal-hal yang instan, semua harus ada stepnya. Misal anak akan mulai membuidling bagaimana merakit mobil, belajar step-stepnya dari awal, anak belajar kalau semuanya berawal dari nol,” ungkapnya.
Bermain Lego Salah Satu Rekomendasi dari Psikolog
Kecanduan anak terhadap perangkat elektronik memang semakin meresahkan. Terlebih, saat pandemi kemarin, kegiatan anak di luar rumah praktis menjadi berkurang. Tak jarang, banyak orang tua yang mengenalkan perangkat elektronik atau gadget kepada anak di usia dini.
Menurut Septi, metode pembelajaran dengan menggunakan permainan lego sudah terbukti ampuh untuk membentuk kreativitas dan imajinasi anak usia dini. Bahkan, kata Septi, psikolog turut merekomendasikan lego sebagai media pembelajaran yang efektif.
“Psikolog merekomendasikan belajar lego, karena bisa untuk melatih kreativitas, imajinasi, konsentrasi, dan fokus. Secara umum, merakit lego kan memang ada step-stepnya, dari step 1 step 2, dan itu tidak boleh terloncat, anak harus belajar secara berurutan,” ungkapnya (*).
Editor: Andi Naga Wulan.
