SEMARANG, beritajateng.tv – Klub sepatu roda di Semarang yaitu Wyvern Freestyle Semarang (WFS) terus mempertahankan eksistensi inline freestyle sepatu roda sejak tahun 2012 lalu.
Rubiatul Adawiah, Ketua Club Wyvern menyebutkan, pada awal klub tersebut berdiri, popularitas inline freestyle belum setenar saat ini. Terlebih, saat itu inline freestyle masih kurang terkenal daripada sepatu roda kategori lainnya.
“Waktu itu di Semarang belum banyak yang melirik inline freestyle, kebanyakan memang main di speed dan aggresive. Bahkan untuk di Jakarta yang kota besar juga tahun 2012 itu belum terjamah, apalagi ada Thomas Nawilis atlet sepatu roda speed,” kata Rubi saat berbincang dengan beritajateng di sela jadwal latihan Wyvern, belum lama ini.
Lebih lanjut, Rubi menjelaskan, ketimbang Jakarta, inline freestyle malah lebih populer di Bandung. Hingga pada waktu itu, beberapa kali teman-teman komunitas Bandung datang ke Semarang untuk sekadar sharing pengalaman dan latihan bersama.
“Dulu kadang-kadang dari Bandung datang ke Semarang untuk main bareng. Akhirnya, freestyle terus menyebar, awalnya dari Bandung, ke Semarang, baru nyebar di Pulau Jawa,” lanjutnya.
Dengan semangat dan dedikasi untuk terus berkembang tersebutlah kemudian Wyvern berhasil bertransformasi menjadi klub sepatu roda yang solid dan berkontribusi dalam mengangkat popularitas inline freestyle, khususnya di kota Semarang.
Inline Freestyle Sepatu Roda: Meliuk-liuk dengan Iringan Musik, Idaman Adik-Adik Gemes
Inline freestyle sendiri adalah kategori sepatu roda yang lebih menekankan ke artistik dengan iringan background musik. Jauh berbeda dengan inline speed maupun aggresive yang menitik beratkan pada kecepatan dan kekuatan fisik.
Tak heran jika inline freestyle banyak adik-adik perempuan lirik. Seperti di Klub Wyvern, di mana murid perempuan berusia 4-12 tahun terlihat mendominasi.