“Mulai H-14 hari udah latihan fisik, biasanya di GOR Tri Lomba Juang, targetnya lari 10 putaran terus naik turun tangga lima kali,” lanjutnya.
Selain itu, keselamatan Vio dari Gunung Slamet juga tak lepas dari latar belakang ya sebagai anggota pramuka. Di sekolahnya, ia memang cukup aktif mengikuti berbagai pelajaran bertahan hidup.
Misalnya, dalam keadaan tersesat, yang harus dicari pertama adalah sumber mata air. Lalu, juga tidak asal memakan tanaman di sekitarnya.
“Kalau tersesat di gunung emang jangan asal makan tanaman. Sebab kita nggak tahu ada apa aja yang ada di tanaman itu,” pesannya.
BACA JUGA: Viral Siswi SMK Sempat Hilang Saat ‘Tektok’ Mendaki Gunung Slamet, Begini Maksud Istilahnya
Selama tiga hari dua malam sendirian di tengah hutan, Vio sebetulnya mengaku takut. Apalagi di malam hari yang kental dengan suasana mistis.
Hanya ketakutannya kalah akan keinginannya untuk bisa bertahan hidup.
“Takut sih, cuma lebih ke kedinginan dan berupaya gimana caranya untuk hangat. Aku nggak peduli tentang setan-setan dan lebih memikirkan hal-hal yang penting seperti tubuh hangat, itu paling penting,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila