“Makanya edukasi masyarakat untuk membiasakan konsumsi cabai dan bawang merah yang sudah di awetkan dalam bentuk lain. Seperti pasta dan cabai kering,” imbuhnya.
Bantuan Alat Produksi
Dalam upaya meningkatkan produksi pertanian, BI Jateng memberikan bantuan peralatan kepada 10 kelompok petani di daerah seperti Kabupaten Semarang, Temanggung, Wonosobo, dan Magelang.
“Beberapa memang kita bantu alat produksinya. Kalau mereka bisa untungnya bertambah maka bisa mereka replikasi lebih banyak lagi dan bisa meningkatkan kapasitas produksi,” jelas Rahmat.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno, juga menyoroti pentingnya kebiasaan baru dalam mengonsumsi cabai kering dan pasta bawang merah.
“Kami meminta para ASN untuk menjadi contoh bagi masyarakat dengan mengonsumsi cabai dan bawang yang di awetkan,” ungkapnya.
Sumarno menjelaskan bahwa Jawa Tengah pada dasarnya selalu mengalami surplus produksi baik cabai maupun bawang merah. Pada tahun 2024, prediksinya produksi cabai mencapai 155.741 ton, sedangkan bawang merah prediksinya mencapai 554.590 ton.
Namun, konsumsi bawang merah masyarakat di Jateng mencapai 211.058 ton, yang berarti ada surplus sebesar 343.532 ton. Untuk cabai rawit, konsumsi mencapai 148.361 ton, sehingga terdapat surplus sebesar 7.380 ton.
“Harga cabai dan bawang merah sangat mempengaruhi tingkat inflasi daerah, sehingga penting untuk menjaga ketersediaan dengan cara mengeringkannya dan membuat pasta,” tutup Sumarno. (*)
Editor: Elly Amaliyah