“Kita tidak bosan berhenti melakukan sosialisasi karena ini marak karena di picu contoh gadget. Dan kalau bicara kekerasan seksual, pelaku banyak dari sekitar lingkungan korban,” paparnya.
Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Melapor
Upaya-upaya lain juga sudah Pemkot lakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa kekerasan seksual termasuk bullying di lingkungan pendidikan.
Dirinya pun meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang dan Pondok Pesantren (Ponpes) gencar melakukan sosialisasi serta edukasi terkait kekerasan seksual dan lainnya.
“Kalau di rumah kekerasan seksual, di sekolah ada bullying, ini tidak bisa kita pisahkan. Saya sudah bicara Dinas Pendidikan membuat porgram dari RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental) melakukan edukasi dan sosilaisasi. Tidak hanya Dinas Pendidikan tapi DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak) juga. Ini semua untuk kebaikan dan masa depan anak serta perempua,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, Aplikasi Libas termonitor langsung di Command Center Mapolrestabes Semarang secara 24 jam.
Masyarakat yang sudah mendownload aplikasi Libas berarti sudah membantu kepolisian dalam mendapatkan informasi terkait kejadian di Kota Semarang.
Selain itu, dalam Command Center juga bisa memantau wilayah lainnya karena terintegrasi belasan ribu CCTV di Kota Semarang.
“Command Center juga tersambung dengan 11 ribu CCTV Kota Semarang. Sudah kita claster terpantau melalui CCTV. Setiap RT terwakili satu mengintregasikan kentongan digital,” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah