“Perawatan kulit pascaberjemur bisa melalui penggunaan produk-produk yang mendinginkan dan menenangkan kulit. Seperti gel aloe vera atau losion pasca-terpapar matahari yang membantu mengurangi kemerahan, peradangan, dan ketidaknyamanan,” jelasnya.
Terakhir, kesehatan kulit di tengah cuaca panas terik dapat terlindungi dengan penggunaan perlindungan fisik seperti payung, baju lengan panjang dan menyerap keringat.
Akibat kulit terpapar cuaca panas terik
Arini menyampaikan langkah-langkah perlindungan terhadap kesehatan kulit itu perlu karena cuaca panas terik dapat berdampak signifikan pada kualitas kulit.
Dampak tersebut di antaranya, dapat membuat kulit kering dan bersisik. Bahkan, cuaca panas dapat memengaruhi penyakit kulit atau menyebabkan eksaserbasi atau kambuhnya penyakit kulit yang sudah ada.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan hasil pemantauan di sejumlah daerah di Indonesia. Tercatat, suhu maksimum harian berkisar 35 sampai 36,7 derajat Celsius dari 2 sampai 3 Oktober 2023 pagi.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, menyampaikan suhu udara yang menyengat itu terpengaruh oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang prakiraan mencapai puncak pada Oktober 2023.
BACA JUGA: Cuaca Panas Ekstrem Landa Indonesia, Waspadai Dehidrasi pada Anak, Berikut Gejalanya
Fenomena El Nino adalah pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya di Samudra Pasifik bagian tengah. Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan perbedaan suhu permukaan laut di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia.
Pada pertengahan Oktober 2023, suhu udara maksimum prakiraan mencapai 43 derajat Celsius di Kota Surabaya, 40 derajat Celsius di Kota Semarang, dan 37 derajat Celsius di Jakarta. (ant)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi