Pengetahuan inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan minat mahasiswa terhadap pelestarian mangrove nantinya.
“Sebagai tanaman kaya manfaat, mangrove dapat tumbuh alami di pesisir. Namun, tingkat harapan hidupnya rendah karena pengaruh pasang-surut air laut,” kata Suruti.
Maka dari itu, lanjutnya, perlu upaya bersama seperti melalui lokakarya ini, untuk menjaga ekosistem mangrove tetap lestari.
“Saya harap, apa yang saya perjuangkan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk regenerasi sebagai pelestari mangrove,” ujar Sururi.
Pada kegiatan tersebut, Sururi juga didampingi Prof. Sudharto Prawata Hadi, pakar lingkungan UNDIP, yang merupakan salah satu mentor di masa-masa awal Sururi berkenalan dengan mangrove.
“Apa yang dilakukan Pak Sururi dengan melestarikan mangrove merupakan bentuk pembangunan berkelanjutan yang regeneratif. Dengan menyembuhkan luka di bumi dan memberi manfaat kepada banyak orang. Sebab mangrove turut memperkuat sabuk pantai, menjadi penangkal gelombang, dan menjadi habitat biota air,” kata Prof. Sudharto.
Hadirkan Jerhemy Owen
Selain itu, pegiat isu lingkungan dan konten kreator muda, Jerhemy Owen, juga hadir untuk membagikan tips serta wawasan. Terkait penggunaan media sosial dalam menyebarkan inspirasi tentang kesadaran lingkungan.
“Anak muda lekat dengan label penggagas serta penggerak perubahan. Era digital memungkinkan kita untuk membagikan lebih banyak konten positif, menginspirasi banyak orang untuk turut. Serta ambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan,” sebut Owen.
“Saya senang BLDF melibatkan saya dalam lokakarya budi daya dan penanaman ini. Agar saya dan teman-teman peserta dapat terus mengekstensifikasi pesan-pesan positif. Tentang lingkungan melalui konten media sosial serta memantik semangat lebih banyak generasi muda,” kata Owen. (*)
Editor: Elly Amaliyah
