“Peremajaan itu tetap akan berjalan dan transformasi menuju penggunaan kendaraan listrik masih bisa terjadi. Saya yakin di DKI akan tetap berjalan, di beberapa kota besar akan terlaksana, meskipun ada efisiensi anggaran, tapi karena hal itu tidak masuk di dalam ranah efisiensi yang pemerintah gariskan, pasti itu [peralihan ke bus listrik] akan terjadi,” terangnya.
BACA JUGA: Video Mbak Ita Kritik Layanan BRT Trans Semarang, Sering Mogok, Halte Gelap dan Pesing
Tanggapi keluhan masyarakat, Eddy tegaskan tetap perlu efisiensi
Lebih lanjut, Eddy angkat bicara soal efisiensi yang masyarakat keluhkan. Sebab, efisiensi di tingkat bawah dinilai tak tepat sasaran.
Kendati begitu, Eddy menyebut efisiensi tetap harus berjalan lantaran borosnya APBN. Ia turut menyinggung subsidi oleh pemerintah yang tak tepat sasaran, seperti penggunaan LPG 3 kilogram dan Pertalite.
“Saya justru mengapresiasi pemerintah kita melakukan efisiensi, tapi yang perlu juga adalah penghematan dari segi subdisi gak tepat sasaran. Banyak gak tepat sasaran karena yang menikmati kaum mampu. Misal saja subsidi LPG 3 kg, solar, Pertalite. Kalau bisa kelola itu lebih baik lagi, saya kira bisa menghemat cukup besar,” tutur Eddy.
Adapun penghematan itu, kata Eddy, bisa dengan realokasi untuk pos anggaran yang berfokus pada pembangunan ekonomi dan program kerja Presiden Prabowo Subianto lainnya.
“Penghematan itu bisa alokasikan untuk anggaran pembangunan di bidang ekonomi yang lainnya. Saya kira selain efisiensi, kita juga perlu melakukan refocusing terhadap biaya yang kita gunakan sebagai subsidi,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi