“Pastinya angka yang bulan September belum kami laporkan. Kami laporkan pertengahan Oktober, mungkin yang dirumahkan bisa saja berkurang karena menjadi PHK,” tegas Ratna.
Dari 8 ribu PHK tenaga kerja di Jawa Tengah, Boyolali paling banyak
Dari 8.231 tenaga kerja di Jawa Tengah yang ter-PHK, Kabupaten Boyolali menjadi penyumbang terbanyak, yakni sebesar 20,19 persen atau sejumlah 1.662 tenaga kerja.
Berlanjut Pekalongan sebanyak 15,41 persen atau 1.268 tenaga kerja ter-PHK. Kota Semarang menduduki posisi ketiga dengan persentase 13,79 persen atau 1.135 tenaga kerja ter-PHK.
Kemudian, ada 9,23 persen atau 760 tenaga kerja ter-PHK dari Purbalingga dan 7,92 persen atau 652 tenaga kerja ter-PHK dari Pemalang.
Ratna menuturkan, data tersebut merupakan rekapitulasi per Agustus 2024 oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
BACA JUGA: Jawa Tengah Jumlah PHK Tertinggi, KSPI: Tamparan Keras di Tengah Gembar-Gembor Undang Investor
Sektor tekstil dan garmen di Jawa Tengah paling banyak lakukan PHK dan merumahkan karyawan
Ratna menuturkan, sektor tekstil dan garmen masih menjadi penyumbang pertama tenaga kerja ter-PHK di Jawa Tengah.
Berdasarkan data per Agustus 2024, ada 44,77 persen atau 3.685 tenaga kerja yang ter-PHK dari sektor tekstil dan garmen. Sementara yang dirumahkan sebanyak 84 persen atau 3.134.
“Kalau sektor manufaktur, yang ter-PHK ada 25,71 persen atau 2.116 tenaga kerja. Kalau lain-lainnya itu gabungan ya, ada sektor perdagangan yang angkanya 4,17 persen atau 343 tenaga kerja dan sektor jasa 2,16 persen atau 178 tenaga kerja,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi