Kata dia, Bunga Tabebuya ini biasa mengembang pada musim kemarau. Sudah kesekian kalinya pohon-pohon itu mekar namun di tahun ini lebih cantik dan segar.
“Jadi banyak kita tanam di ruas jalan protokol dan taman-taman kota,” katanya.
Ia mencontohkan, selain ada di ruas Jalan Pemuda, ada juga yang paling menonjol di sepanjang jalan Banjir Kanal Barat.
“Pohon bunga tabebuya yang di banjir kanal barat ini banyak sumbangan dari CSR berbagai pihak,” katanya.
Tabebuya (Handroanthus chrysotrichus) atau biasa disebut pohon terompet emas adalah sejenis tanaman yang berasal dari negara Brasil dan termasuk jenis pohon besar.
Seringkali tanaman ini dikira sebagai tanaman Sakura oleh kebanyakan orang, karena bila berbunga bentuknya mirip seperti bunga sakura. Namun kedua tanaman ini sebenarnya tidak berkerabat.
Pohon tabebuya memiliki kelebihan di antaranya daunnya tidak mudah rontok. Saat musim berbunga maka bunganya terlihat sangat indah dan lebat, akarnya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras.
Setiap spesies pohon tabebuya memiliki warna yang berbeda-beda. Saat ini warna yang banyak dikenal adalah putih, merah muda, kuning, kuning jingga, magenta, plum. Dan ada yang merah dengan panjang 3-11 cm, berbentuk terompet dan bergerombol.
Terdapat motif garis warna ungu di dalam bunganya. Tabebuya pada musim berbunganya mampu menghasilkan jumlah bunga yang sangat banyak. Dan tidak putus sejak awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan. (*)
Editor: Elly Amaliyah