“Jadi nek (kalau) saya, dia (Ganjar) memaksimalkan teknologi yang namanya media sosial. Penetrasi media sosial, dia memanfaatkan itu. Penetrasi medsos kan dahsyat toh, dia hanya memanfaatkan itu,” terangnya.
Joko menegaskan bahwa Ganjar tak akan dapat menirukan image merakyat yang melekat erat pada Jokowi. Utamanya, gaya komunikasi dan pembawaan seseorang sifatnya terbentuk sejak lama.
“Dia gak bisa menirukan Pak Jokowi yang itu, gaya itu bentukan lama kok. Gaya itu terbentuk dari proses yang panjang. Orang niru-niru paling nanti kembali seperti semula,” ucapnya.
Menurutnya, pilihan Ganjar dalam melakukan branding jatuh pada eksploitasi media sosial. Joko juga menyebut nama Erick Thohir yang mungkin saja menggunakan PSSI beserta jutaan pecinta sepak bola di Indonesia untuk meraup dukungannya.
“Pak Ganjar sekarang berkomunikasi politik dalam rangka kampanye ini dia lebih pada mengeksploitasi penetrasi medsos. Itu kan dahsyat sekali. Sama seperti Erick, kalau beliau nyalon, dia mungkin akan mengeksploitasi minat warga Indonesia pada sepak bola. Coba bayangin 83 juta orang Indonesia suka sepak bola, itu suara loh,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi