Senada dengan itu, Ketua PPJI Kota Semarang, Yanti M. Sakoer, menyoroti persoalan di dapur MBG. Menurutnya, banyak dapur yang tidak melibatkan tenaga ahli memasak ketika harus memproduksi makanan dalam jumlah besar.
“MBG bukan sekadar memasak, tetapi memasak dalam jumlah besar dan setiap hari,” ucapnya.
BACA JUGA: Viral Surat Rahasiakan Keracunan MBG di Cirebon hingga Sleman, BGN: Kami Tidak Pernah Menutupi Kasus
Yanti menegaskan unsur gizi serta daya tahan makanan sebelum dikonsumsi tidak boleh diabaikan. Produksi makanan massal membutuhkan standar lebih ketat dibanding dapur rumah tangga.
“Asupan gizi serta ketahanan makanan harus perhatikan secara detail,” tambahnya.
Ia menilai, penerima manfaat seharusnya merasa senang saat menyantap menu MBG. Pendampingan dari PPJI harapannya mampu menekan risiko kasus keracunan terulang.
Dukungan para ahli boga juga menjadi garansi kualitas program MBG agar lebih aman, sehat, dan bermanfaat bagi seluruh penerima. (*)