Scroll Untuk Baca Artikel
Kesehatan

Cegah Stunting dan Ibu Hamil KEK Lewat PMT Kolaborasi Pemkot Semarang dan PHRI

×

Cegah Stunting dan Ibu Hamil KEK Lewat PMT Kolaborasi Pemkot Semarang dan PHRI

Sebarkan artikel ini
Ibu Hamil KEK PMT
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes dan Walikota Semarang menyerahkan bantuan PMT tambahan pada ibu hamil KEK anemia dan anak stunting. (Ellya/beritajateng.tv)

“Anggota PHRI Jateng semua ada 104 hotel, namun baru 40 hotel yang jalankan program ini. Hal ini karena kita tidak memaksa dan mewajibkan hotel-hotel ikut berpartisipasi,” sebut Yantie.

Cegah Stunting dan Ibu Hamil KEK

Yantie mengaku jika pemberian makanan tambahan kepada anak stunting dan ibu hamil dengan risiko KEK dan anemia diberikan selama sebulan penuh.

“Untuk setiap makanan tambahan, kami berikan setiap jam 9-10 WIB. Ini karena kami hanya memberikan makanan tambahan sebelum makan siang,” jelasnya.

Sebanyak 40 hotel yang berpartisipasi tersebut, lanjutnya, dibagi menjadi sembilan kluster di 14 kecamatan. “Setiap hotel memberikan 7 pack, untuk ibu hamil 5 pack dan dua untuk anak-anak stunting,” kata dia.

Sementara itu, Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, ada program Cempaka ini melengkapi program pengentasan stunting yang sudah ada sebelumnya. Program-program tersebut antara lain, Rumah Pelita, Melon Mask, Garang Asem, dan program inovasi lainnya.

“Memang di Semarang kami lakukan intervensi-intervensi. Dengan Rumah Pelita dan pemberian makanan tambahan kepada balita untuk pemenuhan gizi ibu hamil,” kata Mbak Ita, Senin.

Mekanisme pemberian PMT, kata dia, dengan cara Puskesmas mengambil dari masing-masing hotel. “Misal di Kecamatan Candisari kan ada Hotel Aruss, Patra, Grand Candi, Grand Edge dan lain-lain. Itu dikumpulkan dan diambil oleh petugas puskesmas dan di drop ke kelurahan. Di sana sudah ada tim pendamping keluarga. Mereka nanti yang akan membagikan kepada anak stunting atau ibu hamil,” terangnya.

Mbak Ita menyebut, tim pendamping keluarga terus melakukan monitor dan pengawasan gizi. “Kita kejar tumbuh, sehingga harapannya bisa mempercepat anak-anak lulus stunting dan ibu hamil lulus kek ataupun anemia,” kata Mbak Ita.

Di Kota Semarang, angka stunting terus mengalami penurunan. Dari 1.340 kasus stunting yang terjadi pada Februari 2023 lalu, kini tinggal 872 kasus anak stunting dan 774 ibu KEK maupun anemia.

“Dengan kerja sama PHRI bisa benar-benar zero stunting di Kota Semarang. Kita akan pantau dan monitor terus perkembangannya,” jelas Mbak Ita. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan