Seluruh pejabat, dari tingkat nasional hingga kabupaten/kota, turut meninjau jalannya CKG hari pertama.
Yunita pun menuturkan, jalannya CKG hari pertama yang pejabat publik tinjau tak menggunakan seremonial meriah lantaran efisiensi anggaran.
“Menteri-menteri lain sekarang jalan untuk meninjau. Jadi tidak ada seremonial yang dombreng-dombreng, tetapi bahwa ini sudah mulai, karena sekali lagi kita harus efisien anggaran,” tegas Yunita.
Pelaksanaan CKG secara serentak dan dengan pejabat publik ikut meninjau, dalam hematnya, merupakan cara memulai atau membuka layanan tersebut dengan sederhana.
“Maka ini adalah salah satu bentuk memulainya, salah satu bentuk atau cara untuk memulainya kegiatan pemeriksaan atau cek kesehatan gratis di seluruh Indonesia dan kemudian seluruh Indonesia ikuti,” pungkas dia.
Kata warga soal CKG
Terpisah, salah satu warga Semarang yang mengikuti CKG hari pertama, Annisa (27), mengaku tahu program ini dari media sosial.
Annisa pun mengapresiasi layanan CKG tersebut. Ia mengaku akan mengajak orang terdekatnya untuk turut melakukan CKG.
“Aku mau coba program ini secara gratis dari pemerintah, seenggaknya saya bisa mengajak tetangga dan ortu; kan ortu belum mau cek kesehatan,” ungkap Annisa.
Perempuan yang datang sejak pukul 09.00 pagi itu mendapat nomor antrian 25. Alasannya memilih Puskesmas Pandanaran Semarang lantaran ia terdaftar dalam fasilitas kesehatan (faskes) BPJS tingkat 1 di sana.
Annisa menyinggung soal minat warga yang rendah untuk melakukan cek kesehatan gratis.
“Minat warga masih rendah untuk melakukan cek kesehatan, apalagi di usiaku itu belum pada sakit, kesadarannya itu masih pada nol,” ungkap Annisa. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi