Program ini mencakup edukasi gizi, kegiatan fisik bagi siswa, serta penanganan kasus obesitas dengan dukungan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Menurut Colozza, program ini dapat meningkatkan kesadaran anak-anak akan pola hidup sehat. Siswa yang terdeteksi obesitas akan mendapat rujukan ke puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.
BACA JUGA: Petik Tomat dan Panen Ikan, Delegasi Pakta Milan Pelajari Ketahanan Pangan Semarang di SDN Pekunden
Hartini, Kepala SDN Pekunden, menyebutkan bahwa terdapat delapan siswa di sekolah tersebut yang mengalami obesitas, mayoritas berusia 11 tahun. Para siswa ini telah beroleh rujukan ke puskesmas untuk mendapat konsultasi terkait pengelolaan berat badan.
“Anak-anak diukur berat dan tinggi badannya untuk mengetahui apakah mereka mengalami obesitas. Setelah itu, orang tua berkonsultasi di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” jelas Hartini.
Selama hampir satu tahun, SDN Pekunden berusaha membiasakan siswa untuk mengonsumsi makanan bergizi.
“Syukurlah, banyak anak sudah mulai tidak mengonsumsi mi dan makanan berbahan tepung. Kantin juga tidak menjual es teh lagi karena bisa menghambat penyerapan gizi,” tambahnya. (*)