Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Cerita Mbok Gendong di Pasar Gang Baru Semarang, Angkut Barang Puluhan Tahun hingga Tak Lagi Nyeri Otot

×

Cerita Mbok Gendong di Pasar Gang Baru Semarang, Angkut Barang Puluhan Tahun hingga Tak Lagi Nyeri Otot

Sebarkan artikel ini
mbok gendong di semarang
Sumarti, salah satu Mbok Gendong saat mencari pelanggan di Pasar Gang Baru Semarang, Minggu, 22 September 2024. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

Sementara untuk tarifnya pun cukup beragam. Mulai dari Rp10 ribu hingga Rp25 ribu pergendongan. Tergantung dari seberapa berat belanjaan yang akan ia gendong.

“Tergantung orangnya mau ngasih berapa. Sehari tidak pasti, paling 2 sampai 3 gendongan. Satu kali aja juga pernah. Kalau paling ramai Sabtu Minggu,” beber Sumarti.

Juwarni menambahkan, meski terkadang tak mendapat banyak klien, tak ada pilihan lain selain bekerja sebagai “Mbok Gendong”. Menurutnya, tak banyak pekerjaan yang bisa ia lakukan.

BACA JUGA: Gabut Garap Skripsi, Mahasiswi Unnes Buka Jasa Antar Jemput, Sehari Bisa Cuan Rp400 Ribu!

Terlebih di usianya yang menuju senja. Sehingga, kata Juwarni, menjadi Mbok Gendong adalah satu-satunya cara untuk terus bertahan hidup.

“Nggak ada pilihan kerja lain. Saya kan sudah tua, pasti udah nggak boleh kerja pabrik. Kalau mau jadi Mbok Gendong di Pasar Demak juga nggak ada,” tandas Juwarni. (*)

 

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan