Sementara untuk tarifnya pun cukup beragam. Mulai dari Rp10 ribu hingga Rp25 ribu pergendongan. Tergantung dari seberapa berat belanjaan yang akan ia gendong.
“Tergantung orangnya mau ngasih berapa. Sehari tidak pasti, paling 2 sampai 3 gendongan. Satu kali aja juga pernah. Kalau paling ramai Sabtu Minggu,” beber Sumarti.
Juwarni menambahkan, meski terkadang tak mendapat banyak klien, tak ada pilihan lain selain bekerja sebagai “Mbok Gendong”. Menurutnya, tak banyak pekerjaan yang bisa ia lakukan.
BACA JUGA: Gabut Garap Skripsi, Mahasiswi Unnes Buka Jasa Antar Jemput, Sehari Bisa Cuan Rp400 Ribu!
Terlebih di usianya yang menuju senja. Sehingga, kata Juwarni, menjadi Mbok Gendong adalah satu-satunya cara untuk terus bertahan hidup.
“Nggak ada pilihan kerja lain. Saya kan sudah tua, pasti udah nggak boleh kerja pabrik. Kalau mau jadi Mbok Gendong di Pasar Demak juga nggak ada,” tandas Juwarni. (*)