Karena Maret sudah masuk Ramadhan. Tetapi sampai dengan saat ini belum ada pesanan potensial yang sudah masuk, tidak seperti sebelumnya.
Bahkan di kalangan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) maupun Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) juga sudah mulai mengeluhkan kondisi ini.
Banyak event yang harusnya sudah dilaksanakan akhirnya harus dibatalkan. “Artinya dampak langsung kepada bisnis hotel juga sangat terasa, termasuk di The Wujil sendiri,” kata Abah.
Ia sendiri masih pesimis dan kemungkinan besar di bulan Februari tahun ini tidak akan menutup target. Pangsa potensial yang sangat di harapkan adalah dari kegiatan pemerintahan.
BACA JUGA: Siapkan Tim Transisi untuk Atur Efisiensi Anggaran, Ahmad Luthfi: 20 Februari Sudah Running Program
Sedangkan untuk bulan Maret 2025, lanjut Abah, demand dari pemerintahan juga masih kosong. Sehingga upaya untuk mencari pangsa potensial di luar pemerintahan pun harus mencari sampai ke mana- mana.
Abah juga mengaku untuk saat ini sedang memutar otak, dengan revenue (pendapatan) yang terus menurun, otomatis bakal ada efisiensi.
Efisiensi yang paling ia takutkan adalah dari sisi pemangkasan karyawan dan ini yang sudah akan dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha bidang perhotelan dan properti di kota yang lain.
Mulai dari pekerja yang dirumahkan dan sebagainya. “Untuk saat ini di The Wujil kita masih berusaha keras mencari pemasukan sampingan agar tetap menghidupi semua karyawan kita,” tegas Abah. (*)
Editor: Farah Nazila