Liluk juga mendorong pelaku UMKM untuk melek teknologi untuk pengembangan usahanya. Pasalnya, sejauh ini pengaruh media sosial atau digitalisasi sangat berpengaruh luar biasa.
“Pemkot harus bisa berinovasi memberikan pendampingan terkait digitalisasi tentang produk pemasaran, kemasan. Sehingga bisa menarik dan masyarakat menjadi penasaran untuk membeli,” tandasnya.
Kemudahan Bagi Pelaku UMKM
Sementara itu, Sub Koordinator Fasilitasi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Aji Maulana. Mendorong pelaku usaha mikro untuk berkembang melalui program 4P (pendampingan, pendidikan dan pelatihan, permodalan dan pemasaran).
Pendampingan ini seperti memfasilitasi PIRT, Hak kekayaan intelektual (HKI), halal dan kemasan mulai dari desain hingga cetak tanpa di pungut biaya.
Kemudian pendidikan dan pelatihan. Yakni dengan mengadakan pelatihan baik digital maupun pelatihan lain seperti membuat kreasi makanan dan lainnya.
“Permodalan kita memberikan bantuan modal kredit wibawa yang bunganya 3 persen. Pemasaran kita melalui kemitraan usaha bermitra dengan beberapa retail modern seperti Indomaret, Alfamart dll. Hingga marketplace misalnya yang belum tahu cara menggunakan platform A kita ajarakan dan arahkan,” beber Aji.
Pihaknya mendorong setiap mitra untuk bergantian dalam mengkurasi produk dari UMKM. Sehingga UMKM yang bisa mengisi tidak hanya satu atau dua UMKM saja.
“Setiap kurasi memang tidak semua lolos karena mitra punya klasifikasi sendiri dan cukup ketat. Kita mendorong dengan cara mempertemukan antara umkm dengan mitra usaha tersebut,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah