Konsep sekolah rakyat ini untuk anak yang kurang mampu tapi berprestasi. Sehingga pemerintah tetap memberlakukan seleksi.
Kemudian sekolah ini menggunakan sistem boarding atau asrama untuk mempermudah transfer of knowladge dan transfer of value.
“Sistemnya adalah boarding dari SD, SMP, dan SMA. Kuota yang Kementerian tawarkan kami ambil semua. Untuk SD ada 18 rombongan belajar (rombel) yang masing-masing rombel 3 kelas, SMP 9 Rombel, SMA 9 Rombel,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan Lahan akan Pemkot Semarang persiapkan kurang lebih seluas 6,5 hektar. Rencananya akan ada beragam fasilitas seeprti gedung sekolah, asrama, mini soccer, tempat makan, dapur, dan lain-lain.
“Anggarannya ada di Kementerian sedangkan Pemkot sharing lahan. Nanti tinggal kita diskusikan lagi terkait pengadaan guru. Kami masih menunggu Juknisnya. Jika hasil konsolidasinya oke, akan mulai pembangunan di akhir 2025 ini,” tutupnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah