BACA JUGA: Waspada Beras Oplosan! Ada 212 Merek Tak Sesuai Standar
“Hari Selasa dan Rabu kami lakukan pengawasan ke pasar Johar. Terkait dengan beras yang beredar di sana, beras oplosan dan sebagainya itu di pasar Johar Alhamdulillah tidak kami temukan. Kemudian teman-teman juga terjun ke beberapa supermarket untuk melakukan pengawasan terhadap beras-beras yang ada di Kota Semarang,” klaimnya.
Endang lebih lanjut mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan lebih cermat dalam memilih beras. Terutama dengan memperhatikan label dan kualitas fisik beras.
“Kalau memilih beras itu tolong dilihat dari kemasannya. Apakah itu premium, apakah medium? Kalau premium. Berarti di sana kemasannya itu juga harus menunjukkan keterangan-keterangan bahwa derajat sosohnya adalah 95 persen. Kemudian kadar airnya 14 persen. Lalu patahannya, kalau yang premium itu hanya 15 persen sedangkan untuk yang medium 25 persen,” terangnya.
Bagi masyarakat yang membeli beras curah, ia menyarankan agar memperhatikan bentuk butirannya.
Menurutnya, beras premium umumnya utuh dan minim patahan, sementara beras medium memiliki lebih banyak butir patah.
Ia juga menjelaskan bahwa warna beras yang terlalu putih dan mengkilat justru bisa menjadi indikasi telah di poles air, yang artinya kandungan vitaminnya berkurang.
“Lebih baik yang agak putih butek sedikit, itu justru kandungan gizinya masih banyak,” terangnya.
Dari segi tekstur, lanjutnya, beras yang baik memiliki permukaan yang keset dan kering. Jika terasa lembab saat disentuh, kemungkinan kadar airnya masih tinggi dan belum melalui proses pengeringan yang sempurna saat masih berupa gabah.
“Kalau terasa agak lembab, berarti kadar airnya masih di atas 14 persen. Artinya ketika masih gabah, belum cukup kering saat di giling,” tambahnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah