Ia juga menekankan pentingnya penggunaan klikbait yang cerdas untuk menarik perhatian warganet.
“Klikbait itu penting. Gunakan kata-kata yang sedang tren agar konten sekolah lebih mudah ditemukan dan diminati. Tapi tetap harus relevan dan sopan,” ujarnya.
Menurut Dipa, strategi seperti ini mampu meningkatkan jumlah pengikut media sosial sekolah dan memperluas jangkauan informasi. “Kalau berjalan konsisten, pengikut akan terus bertambah,” tambahnya.
Pelaku media sosial, Hernanda Bayu Wicaksana, berbagi tips agar konten video sekolah bisa menarik perhatian sejak awal.
“Tiga detik pertama sangat menentukan. Kalau bagian awalnya menarik. Penonton akan menonton sampai habis,” jelas Nanda, yang pernah mengelola akun Instagram populer @udin_lar.
Namun ia menegaskan, gaya humor yang ekstrem tidak cocok kita pakai di media sosial lembaga pendidikan. “Konten sekolah tetap bisa menghibur, tapi harus mengedepankan nilai edukatif dan etika,” katanya.
Caption Harus Padat dan Informatif
Sementara itu, jurnalis pendidikan M. Husni Mushonifin menambahkan bahwa penulisan caption juga memegang peran penting.
“Tulis keterangan yang jelas dan langsung ke inti pesan. Hindari paragraf panjang yang terlalu teoritis karena bisa membuat pembaca bosan,” sarannya.
Melalui pelatihan ini, Dinas Pendidikan Kota Semarang berharap setiap sekolah dapat lebih kreatif dalam mengelola media sosialnya, membangun citra positif, dan memperluas jangkauan informasi pendidikan di era digital. (*)
Editor: Elly Amaliyah