“Kami sudah verifikasi, mayoritas korban adalah alumni. Tidak ada laporan resmi dari guru aktif yang menjadi korban,” jelasnya.
BACA JUGA: SMAN 11 Semarang Bergejolak, Siswa Unjuk Rasa Tuntut Transparansi Kasus Konten Porno AI Chiko
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng tetap berhati-hati dalam mengungkap detail data korban karena terikat kode etik perlindungan identitas.
“Kami tidak bisa mengakses data pribadi korban secara detail karena hal itu dilindungi oleh kode etik,” pungkas Syamsudin.
Sementara itu, Kepala SMAN 11 Semarang, Rr Tri Widiyastuti menanggapi isu adanya guru yang juga menjadi korban. Ia menyebut pihaknya belum menerima laporan resmi.
“Kalau ada guru yang menjadi korban, sampai saat ini belum ada laporan ke saya. Kalau nanti ada laporan resmi baru kami bisa melangkah,” ujarnya.
Tri memastikan seluruh penanganan kini telah diserahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah serta DP3AP2KB Kota Semarang.
“Kami sudah mempercayakan sepenuhnya kepada dinas-dinas terkait. Kami menunggu proses selanjutnya,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila