Secara historis, “rakyat jelata” telah digunakan sejak zaman kerajaan untuk menggambarkan masyarakat yang tidak memiliki posisi istimewa.
BACA JUGA: Usung Vokalis Baru, Soegi Bornean Luncurkan Lagu ‘Langgas’
Dalam budaya Indonesia, istilah ini sering muncul dalam cerita rakyat yang menggambarkan perjuangan masyarakat kecil melawan ketidakadilan.
Namun, istilah ini jarang digunakan dalam komunikasi formal saat ini karena konotasinya yang dapat dianggap merendahkan.
Pilihan kata seperti “masyarakat umum” atau “warga biasa” lebih sering dipilih dalam konteks yang serupa.
Popularitas istilah ini juga memicu perdebatan di media sosial. Sebagian pengguna media sosial membela penggunaan istilah tersebut sebagai bagian dari bahasa formal.
Sementara yang lain berpendapat bahwa pejabat publik harus lebih cermat dalam memilih kata. (*)