SEMARANG, beritajateng.tv – Film Agak Laen mencatat rekor dengan menarik 6.437.391 penonton, mengungguli beberapa film terkenal lainnya di Indonesia, misalnya Pengabdi Setan 2: Communion.
Dengan peningkatan yang terus menerus, Agak Laen berpotensi melampaui KKN di Desa Penari yang meraih 10.061.000 penonton, menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Agak Laen menceritakan kisah empat sahabat penjaga rumah hantu di pasar malam. Usaha keras mereka untuk menjaga rumah hantu dari kebangkrutan malah tidak sengaja menimbulkan korban jiwa.
Untuk menghindari hukuman, mereka kemudian mengubur mayat korban tersebut. Namun, arwah korban yang gentayangan membuat rumah hantu tersebut semakin ramai.
BACA JUGA: Sinopsis Film Dua Hati Biru, Segera Tayang di Bioskop 2024
Meskipun mendapatkan ulasan positif dari kritikus dan penonton karena humornya yang segar, film ini tidak luput dari kontroversi.
Pendapat sejumlah warganet mengenai ableism di dalam film komedi ini menyebar luas dan mempertanyakan makna dari film tersebut. Seperti apa kontroversinya?
Peran karakter bernama Obet, yang merupakan penyandang disabilitas (bisu), dan masalah komunikasi yang sering ia alami dianggap sebagai contoh ableism, yaitu memberikan label dan stereotip tertentu kepada penyandang disabilitas.
Selain itu, beberapa orang kecewa karena peran penyandang disabilitas dalam film ini tidak diperankan oleh penyandang disabilitas sebenarnya.
Tudingan selain ableist atas film Agak Laen
Namun, tidak sedikit yang berpendapat bahwa film ini tidak sepenuhnya ableist. Warganet lainnya berpendapat bahwa humor di dalam dilm sebenarnya bukanlah merendahkan orang-orang dengan kekurangan fisik, tetapi lebih kepada situasi komunikasi yang menggelikan.