Selain tudingan ableism, ada juga yang mengeluhkan tentang isu transfobik yang muncul lewat beberapa lelucon di film, serta peran yang konon merendahkan perempuan.
Sebutan ‘pelakor‘ untuk karakter yang diperankan oleh Indah Permatasari banyak yang menilai itu merendahkan perempuan, padahal dalam perselingkuhan, tidak hanya perempuan yang salah.
Namun, tentu tidak semua orang setuju dengan pendapat tersebut. Banyak yang menganggap peran tersebut sebagai sindiran sosial terhadap perilaku lelaki dan perempuan yang tidak bermoral.
BACA JUGA: Review Film Women from Rote Island, Jeritan Perempuan Korban Kekerasan Seksual
Selain itu, banyak yang berpikir bahwa orang ketiga dalam sebuah hubungan, baik pria maupun wanita, memiliki andil dalam masalah tersebut.
Agak Laen, meskipun kontroversial, memiliki kritik sosial yang banyak orang apresiasi. Keempat tokoh utama dalam film tersebut merupakan kelompok sosial bawah yang menghadapi masalah-masalah struktural di masyarakat.
Masalah-masalah ini sangat relevan dengan masalah-masalah yang ada di Indonesia, seperti judi online, penghormatan yang berlebihan kepada tentara, dan lain-lain.
Dengan segudang masalah yang ada, orang-orang kecil sering tidak memiliki pilihan selain menghibur diri dengan mengubah beberapa masalah menjadi guyonan.
Ernest Prakasa sebagai produser juga telah mendengar beberapa kritik ini dan akan mempertimbangkannya untuk produksi selanjutnya. Bagaimana pendapatmu tentang kontroversi di film Agak Laen ini? (*)