Hal ini mengingat sudah ada program Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mampu mendeteksi ancaman banjir dan longsor.
“Setidaknya meminimalisir karena program Walikota Semarang dengan menciptakan pendekteksi dari BRIN itu, juga bisa mendeteksi ancaman tanah longsor. Minimal kita bisa antisipasi dampak. Kita siapkan secara komperhensif, bisa kita selesaikan walaupun tidak semuanya minimal tidak melebar,” imbuhnya.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Noegroho Edy mengatakan selain pembangunan fisik. Dalam TMMD juga mencakup pemberdayaan terhadap masyarakat terutama bagi perempuan dan anak.
Pemberdayaan Masyarakat
Salah satunya dengan adanya sosialisasi anti bullying di lingkungan sekolah yang berlangsung di SD Negeri 01 Tambakrejo.
Sementara untuk pemberdayaan bagi perempuan, ada sosialisasi teknologi tepat guna agar masyarakat bisa memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
“Misalnya memecah kolang kaling memakai teknologi yang sesuai tapi memakai alat sederhana,” kata Noegroho.
Sosialisasi yang melibatkan masyarakat ini harapannya bisa meningkatkan karakter yang ada di tengah masyarakat.
“Potensi apa saja yang ada di tengah masyarakat kita lakukan pemberdayaan. Kita juga koordinasi lintas sektoral untuk melaksanakan hal tersebut,” tandasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah