Pemerintah daerah, kata Dwi, akan melakukan penambahan penyertaan modal kepada BUMD mulai tahun 2025 sampai 2029 maksimal sebesar Rp1,912 triliun.
“Perseroda Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (BPR BKK) sebesar Rp165 miliar, Perseroda Jateng Petro Energi sebesar Rp30,79 miliar, Perusahaan Daerah Air Bersih Tirta Utama Jateng sebesar Rp101 miliar, Perseroda BPR BKK Jawa Tengah Rp25 miliar, Perseroda Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan Jateng Rp75 miliar, Perseroda Jateng Agro Berdikari Rp34 miliar,” ucap Dwi.
BACA JUGA: Perdana Turut Rapat Paripurna DPRD Jateng, Nana Sudjana Lakoni 3 Agenda, Apresiasi Raperda Penanganan Konflik Sosial
Selanjutnya, Perseroda Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah mendapat penyertaan modal sebesar Rp1,01 triliun. Tersusul oleh Perseroda Sarana Pembangunan Jawa Tengah sebesar Rp345 miliar dan Perseroda Penjamin Kredit Daerah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp125 miliar.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, merespons positif atas raperda perubahan tersebut. Ia menyebut, penyertaan modal tersebut mampu membuat BUMD bergerak lebih luas.
“Bagaimana agar BUMD kita nanti bisa bergerak lebih luas, bisa berkembang lebih besar. Karena BUMD ini juga menjadi salah satu andalan kita untuk meningkatkan PAD. Karena PAD yang bisa di akses itu dari BUMD,” ungkap Sumarno usai menghadiri Rapat Paripurna. (*)
Editor: Farah Nazila