“Sekarang anak-anak mudah terpengaruh gadget, bisa terlibat tawuran atau bullying. Kalau diisi kegiatan positif seperti ekstrakurikuler tari, olahraga, atau rekreasi, mereka bisa lebih produktif dan bahagia,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai keguyuban, gotong royong, dan rasa kebersamaan di kalangan pelajar. “Keguyuban dan kekompakan itu jangan sampai hilang. Ini karakter bangsa yang harus terus dijaga,” tambahnya.
Langkah Konkret Yayasan Temen Tinemu Temanan
Sementara itu, Ketua Yayasan Temen Tinemu Temanan, Tri Winarti atau Mbak Wina, menyampaikan bahwa pihaknya siap menjembatani masukan dari berbagai pihak untuk mewujudkan olahraga rekreasi sebagai bagian dari kegiatan sekolah.
“Kami ingin olahraga rekreasi tidak sekadar kegiatan lomba, tetapi bisa mendapat pengakuan pendidikan. Jadi, selain piala, peserta juga mendapatkan sertifikat yang bernilai akademis,” jelasnya.
Mbak Wina berharap dukungan dari DPRD Semarang agar hasil diskusi ini dapat di tindaklanjuti ke dinas-dinas terkait, terutama Dinas Pendidikan.
“Harapan kami, aspirasi ini bisa berlanjut kepada dinas-dinas terkait agar bisa terwujud dalam dunia pendidikan,” pungkasnya.
Upaya mendorong olahraga rekreasi masuk sekolah tidak sekadar soal kebugaran fisik, tetapi juga untuk memperkuat karakter bangsa. Melalui kegiatan yang menyenangkan dan bernilai budaya, siswa harapannya dapat belajar nilai sportivitas, kerja sama, serta kecintaan terhadap budaya Indonesia sejak dini. (*)
Editor: Elly Amaliyah












