SEMARANG, beritajateng.tv – Kawasan Blok GM di Semarang kini menjadi magnet baru bagi para pencinta otomotif. Setiap Minggu pagi, kawasan ini dipadati berbagai komunitas mobil dan motor dari lintas usia dan klub. Bagi sebagian warga, fenomena ini bukan sekadar ajang pamer kendaraan, tetapi wadah kreatif dan silaturahmi yang perlu dijaga.
Hauwke Setjodiningrat, warga yang juga pemerhati otomotif asal Temanggung, menilai geliat komunitas otomotif di Blok GM sebagai energi positif anak muda yang perlu diarahkan, bukan ditekan.
“Anak-anak muda ini punya jiwa kreatif. Mobil-mobil yang mereka rakit sendiri itu bukti kemampuan anak bangsa. Wong Semarang iso nggawe mobil itu luar biasa,” ujar Hauwke saat beritajateng.tv temui di Jalan Gajahmada Kota Semarang pada Minggu, 9 November 2025.
BACA JUGA: Jadi Tempat Nongkrong Lintas Komunitas, Blok GM Semarang Hidupkan Nostalgia Era 90-an
Menurutnya, pemerintah perlu memberikan solusi yang seimbang (win-win solution) terkait lokasi kegiatan otomotif agar tidak menimbulkan masalah lalu lintas. Ia berharap pemerintah tidak langsung melarang, melainkan memfasilitasi ruang yang layak.
“Kalau mau melarang, tolong kasih tempat yang bagus. Jangan dibikin susah karena macet, tapi juga jangan terus disalahkan. Anak muda ini perlu diajak komunikasi, bukan ditekan,” lanjutnya.
Hauwke menegaskan bahwa kegiatan otomotif semacam ini jauh lebih positif daripada jika anak muda terjerumus ke hal-hal negatif.
Blok GM Semarang, wadah komunitas otomotif tanpa sekat
Senada, Sainan Sanjaya, warga Semarang sekaligus pegiat otomotif, mengaku bahwa Blok GM telah menjadi wadah lintas komunitas yang mempererat hubungan antarpencinta otomotif.
“Di sini tidak ada sekat. Banyak komunitas lokal semua gabung. Bukan cuma satu klub, tapi banyak komunitas yang bersatu,” tutur Sainan.
Ia menilai, keberadaan Blok GM menjadi ruang terbuka bagi warga untuk saling mengenal tanpa batas usia dan latar belakang.













