“Adik-adik dengan mengikuti kegiatan ini nanti bisa muncul pemikiran dan ide-ide bagaimana memajukan Bojonegoro dari potensi migas yang ada. Peluang yang harus kita tingkatkan seperti apa, nanti wawasan ini akan berguna bagi adik-adik mahasiswa,” katanya.
Di sisi lain, Kusnandaka juga berpesan kepada para mahasiswa untuk tidak terlena dengan berlimpahnya potensi migas yang ada di daerahnya. Hal tersebut karena semua kegiatan ekstraktif migas ada batas waktunya.
Keterbatasan inilah PEPC bersama SKK Migas memberikan kesempatan menggali ilmu, sehingga kegiatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Alhasil, Gen Z memiliki pemahaman dan pemikiran ke depan dalam mengantisipasi semua perubahan.
“Tetap kreatif dengan inovasi agar terus berkelanjutan. Semoga pengalaman dari daerah yang memiliki sumber daya mineral ini dapat dijadikan pembelajaran dari giat ini sehingga bisa tetap baik kedepannya. Terima kasih PEPC atas sumbangsihnya untuk berbagi ilmu dengan generasi muda,” tambahnya.
BACA JUGA: Cek Obesitas Siswa, Tim UNICEF Sambangi SDN Pekunden Semarang: Kantin Sudah Tak Jual Es Teh
Pengalaman Gen Z
Salah satu peserta mahasiswa dari Institut Sain Teknologi dan Kesehatan, Insan Cendekia Husada) Istek Icsada, Gatot Aji Purnomo, mengaku puas dapat mengikuti kuliah umum mewakili kampusnya. Menurutnya, ini pengalaman perdananya bisa menyimak materi terkait industri hulu migas dan manfaat bergandanya.
Berbagai bidang dalam industri ini dapat diikuti dari pemaparan para pemateri mulai dari kegiatan teknis produksi hingga peran industri migas dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sekitar.
“Acara yang sangat menarik, apalagi ada rangkaian berkunjung ke lokasi proyek, sebuah kesempatan yang sangat berharga. Dengan berkunjung ke lokasi migas bisa mengetahui kondisi lapangan. Jadi, (kita) tahu Jambaran-Tiung Biru sebagai penghasil gas untuk pemenuhan energi. Penting banget untuk paham tentang migas. Adanya kegiatan kuliah umum seperti ini dapat membuka cakrawala Generasi Z untuk lebih interest pada tema energi,” katanya.
Kegiatan berlanjut dengan kunjungan lapangan ke Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru di Desa Bandungrejo, Ngasem dengan dipandu oleh beberapa pekerja muda lulusan Program Apprentice yang merupakan putera-puteri terbaik Bojonegoro.
Harapannya, hasil positif migas di wilayah ini memberi kontribusi kemajuan masyarakat di Bojonegoro, termasuk bagi para mahasiswa Gen Z yang mulai “melek” terhadap industri migas. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.