Adapun makna simulasi itu, lanjut Riski, merupakan refleksi dari pengalaman para seniman. Sebab, menurut dia, salah satu syarat seniman dalam berkarya adalah pernah mengalami dan juga sudut pandang dalam melihat sesuatu.
Ia mencontohkan salah satu karya dari Iqi Qoror. Yang mana, Iqi menggambarkan daerah tempat tinggalnya, Kabupaten Bantul, namun tidak seperti keadaan yang sebenarnya.
“Bantul sesuai ekspektasi dia, bukan bantul keadaan sebenarnya. Apa yang Mas Iqi ekspektasikan, ia menciptakan realitas baru yang tidak berkaitan dgn realitas aslinya, itu bagi saya simulasi,” ucapnya.
Tak hanya itu, Riski kemudian menggabungkan makna “simulasi” ke dalam hal yang berhubungan dengan kehidupan saat ini. Yaitu sosial media.
“Sederhananya kita dapat melihat fenomena dalam sosial media di mana segala sesuatunya disimulasikan. Misal di sosmed ngaku di Jogja, padahal lagi di Semarang,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila