Gaya Hidup

Empat Dekade Ki Narto Sabdho Berpulang, Warisannya Terus Hidup Lewat Inovasi Seni Jawa

×

Empat Dekade Ki Narto Sabdho Berpulang, Warisannya Terus Hidup Lewat Inovasi Seni Jawa

Sebarkan artikel ini
Ki Narto Sabdho Jawa
Ki Narto Sabdho, maestro pedalangan dan karawitan Jawa Tengah. (Foto: Dok. Pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tv – Tepat empat puluh tahun sejak kepergian Ki Narto Sabdho pada 7 Oktober 1985, jejak maestro pedalangan dan karawitan Jawa itu masih kuat terasa. Karya-karyanya terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus seni tradisi Jawa.

Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Dr. Dhanang Respatih Puguh, M.Hum., yang juga ahli waris Ki Narto Sabdho, menyebut bahwa perjalanan hidup sang maestro menggambarkan sosok seniman sejati yang lintas disiplin dan visioner.

“Ki Narto Sabdho lahir dengan nama Soenarto pada 25 Agustus 1925. Awalnya beliau bukan dalang, tetapi pengrawit. Beliau belajar gamelan dari lingkungan sekitar, bergabung dalam kelompok klenengan dan pakeliran, bahkan sempat aktif di orkes keroncong. Jadi sebenarnya Ki Narto Sabdho itu multitalenta,” ujar Prof. Dhanang saat beritajateng.tv hubungi pada Selasa, 7 Oktober 2025.

BACA JUGA: Minta Komisi A Kaji HAKI Karya Ki Narto Sabdo, Sumanto: Ahli Waris Harus Dapat Royalti

Karier Narto Sabdho mulai dikenal luas saat bergabung dengan kelompok wayang orang legendaris Ngesti Pandowo yang Ki Sastro Sabdo dirikan. Dari sinilah nama panggung Ki Narto Sabdho muncul sekitar tahun 1948–1950, dan bakatnya berkembang pesat.

“Debutnya sebagai dalang terjadi tahun 1958 di Jakarta yang disiarkan oleh RRI. Sejak itu, nama Ki Narto Sabdho semakin dikenal,” tambahnya.

Warisan seni Jawa lainnya dari Ki Narto Sabdho

Selain mendalang, Ki Narto Sabdho meninggalkan warisan besar berupa gending-gending karawitan inovatif. Publik kemudian mengenal karyanya sebagai gagrak Semarangan, meski Prof. Dhanang menilai istilah yang lebih tepat adalah Gagrak Nartosabdan.

“Beliau tidak pernah mendeklarasikan istilah gagrak Semarangan. Itu sebutan publik. Karya-karyanya justru merupakan pembaruan dalam karawitan Jawa, bukan hanya ciri khas Semarang,” jelasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan